Mega Rani di MUFFEST 2023/ Farah
Mega Rani di MUFFEST 2023/ Farah
KOMENTAR

NAMA Mega Rani menjadi salah satu lulusan Islamic Fashion Institute (IFI) yang memamerkan karyanya dalam Muslim Fashion Festival (MUFFEST+) 2023 di The Westin, Jakarta pada Kamis (9/3/2023).

Isamic Fashion Institute yang didirikan tiga desainer senior Irna Mutiara Nuniek Mawardi, dan Deden Siswanto adalah sekolah fesyen muslim pertama yang mengedukasi para siswanya tak hanya untuk piawai merancang busana muslim sesuai pakem syariah tapi juga memiliki kompetensi sebagai fashionpreneur.

"Senang, bangga, terharu, dan sempat nervous, ini kali pertama saya tampil di fashion show skala nasional," ujar Mega kepada Farah.id mengomentari keikutsertaannya di runway MUFFEST+ 2023.

Di panggung MUFFEST+ 2023, Mega menghadirkan koleksi bertajuk "Haru" yang berarti musim semi dalam bahasa Jepang.

Mega terinspirasi warna-warna yang dihadirkan saat musim semi di Jepang. Namun demikian, ia tak mau terpaku pada warna pink yang identik dengan suasana musim semi.

Koleksi "Haru" menghadirkan busana bergaya classy, elegant, sekaligus romantic, dengan menggunakan teknik bordir, pola asimetris, dan sejumlah kombinasi warna. Suasana musim semi ala Mega dihadirkan dalam warna terakota, hijau, abu-abu, dan cokelat muda.

Pengerjaan koleksi "Haru" menghabiskan waktu satu bulan lebih sejak desain awalnya. Menurut Mega, tantangan dalam mengerjakan koleksi ini adalah saat ia melakukan sejumlah perubahan desain selama proses menjahit baju. Berbagai pengembangan tersebut mau tak mau membuat Mega menghabiskan waktu lebih lama dalam menyelesaikan rancangannya.

Mega lulus dari IFI setelah menjalani pendidikan selama 1,5 tahun di kota Bandung. Sebelumnya, Mega adalah lulusan SMK 27 Jakarta jurusan Tata Busana. Ia mengaku, fesyen adalah passion dalam hidupnya.

Bagaimana ia melihat pencapaiannya setelah lulus dan memamerkan karya di panggung muslim fashion berskala nasional?

Saat ini, Mega mengaku baru membuka pre-order sebatas teman-temannya. Ia membuat busana ready-to-wear deluxe, yaitu busana siap pakai namun bukan mass product (tidak dibuat massal). Ia hanya membuat satu hingga dua lusin untuk satu jenis pakaian.

Mega bersyukur bisa menimba ilmu tentang fesyen di IFI. Menurut Mega, seseorang tak perlu memiliki pengalaman di bidang fesyen sebelumnya untuk bisa masuk IFI, karena di sana diajarkan semua hal terkait merancang busana.

Siswa diajarkan mulai dari membuat konsep, desain, pola, dan menjahit, hingga menghasilkan sebuah karya. Tak hanya itu, para siswa IFI juga dibekali pengetahuan seputar marketing yang sangat diperlukan dalam bisnis fesyen.

Setelah lulus dari IFI, apa yang ingin dilakukan Mega?

"Setelah ini saya akan fokus di dunia fesyen. Saya insya Allah ingin membuka usaha sendiri tapi juga ingin menggali pengalaman lebih banyak," pungkas Mega.




Hannie Hananto Bidik Pasar Afrika untuk Wastra Nusantara Go Global

Sebelumnya

Tren Terkini Kecantikan: Perawatan Gigi yang Jadi Sorotan, Terinspirasi dari Senyum Menawan Song Hye Kyo dan Zendaya

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga